Tahun baru
biasanya jadi momen tersendiri untuk melakukan sesuatu. Dari travelling, bikin
pesta kecil-kecilan bareng orang sekampung, sampai pup tepat menjelang
tahun baru #haha. Kegiatan apapun itu rasanya spesial banget kalau dilakukan
waktu tahun baru. Kalau kebanyakan orang suka bakar-bakar jagung, sosis, dan
mantan, aku sendiri sama saudara aku selalu masak sesuatu yang belum pernah
kami buat.
Acara
masak-masak ini kami mulai tiga tahun yang lalu. Awalnya cuma iseng bikin pasta
yang cuma tinggal rebus pasta sama beli sausnya yang sudah jadi. Setelahnya, mulai bermunculan laman yang bernama Tasty dan Tastemade di
instagram yang membuat kami kepengen bikin pasta ala-ala yang ngerebus pastanya
pake susu plus keju parmesan. Tahun baru
berikutnya, kami coba resep ala-ala itu dan jadinya enak! Karena ketagihan,
kami pun sudah mencoba berbagai resep pasta yang bahannya “ngga aneh-aneh”.
Oke, karena
sudah bosan bikin pasta (yang rasanya enak)
kami berancana bikin sesuatu yang beda. Di tempat kami, ada cafe yang menjual
berbagai macam kue dan cake yang instagramable
buat di foto, salah satunya merek jual mille crepe ini. Karena harga per potongnya
bikin nangis dan uang kami selalu terpakai buat beli yang ngga-ngga, muncul lah
ide buat mille crepe sendiri ini. Resepnya sendiri sudah bertebaran di
mana-mana dengan berbagai variasi. Setelah dilihat-lihat, bahan-bahannya juga
gampang dicari semua (meskipun harga whipped cream bikin jantungan) dan cara
bikinnya tergolong “mudah”.
Setelah mencari
berbagai macam resep, akhirnya pilihan kami jatuh pada resep yang cuma butuh
empat butir telur. Bahan oke, persiapan ok, tinggal eksekusi saja.
Kami mulai dari
mencampur semua bahan dan ngga ada yang spesial. Salah satu alasan kenapa kami
suka resep ini adalah, bahannya ngga perlu dikocok pakai mixer! Pakai pengaduk adonan biasa juga sudah beres asal tepungnya
diayak dulu. Tapi perjuangan belum selesai di sini.
Kalau bikin cake, mama aku suka senewen kalau
adonannya ngga mengembang dan memang itu masalh besar! Kalau menurutku, bikin cake susah dari mengaduk adonannya.
TAPIIII mille crepe mulai susah saat masuk bikin crepenya. Aku sama saudara aku
ngga ngerti ketebalan yang pas buat crepenya. Ok, crepe pertama auto gagal
karena ketebalan. Kesalahan kami berikutnya adalah, api yang kami gunakan
terlalu kecil. Dari sini aku sudah mulai membatin Ya Allah, sabarkan hamba. Karena apinya kekecilan, crepenya susah
di balik dan nempel ke sisi lain crepe. Kesalahan kami yang lain, kami ngga
sabaran buat balik crepe-nya yang berakibat crepe bolong saat dibalik karena
adonan lemes. Harusnya dibalik saat
ada gelembung-gelembung kosong di balik crepe-nya.
Kami cuma bisa
ngakak ngga jelas di dapur karena kebodohan kami. Mama kami sampai heran ini
perawan kok malah cekikikan di dapur pas lagi masak. Baru pada percobaan ke
lima, crepe matang dengan sempurna. Tapi sekali lagi, perjuangan belum
berakhir...
Bikin crepe
tipis-tipis dengan campuran 500ml susu cair ternyata makan waktu juga.
Berkali-kali saudara aku bertanya, “Jam berapa?” karena memang lamaaa banget
dan adonan rasanya ngga kunjung berkurang meskipun tumpukan crepe di piring
meninggi. Kami menghabiskan 45 menit hanya untuk membuat crepe-nya saja (serius)
dan di dekat kompor selama ini rasanya sudah kayak kepiting rebus. Itu sudah
ditambah dengan cekikikan kami setiap kami menuangkan adonan crepe ke frying pan dan hasilnya ngga bundar
sempurna. Harus kami akui kalau ngga ada satupun dari crepe kami yang bundar
sempurna. Beberapa crepe juga lobang dan ukurannya ngga ada yang sama.
Setelah itu,
kami harus menunggu sampai crepe yang kami buat dingin. Kami ngga mau ambil
resiko krim kami leleh karena crepe-nya masih panas. Kami pun berinisiatif buat
bikin krimnya. Karena resep ala-ala, kami campur krimnya dengan biskuit hitam
sejuta umat. Dan bodohnya kami menghancurkan biskuit-biskuit itu secara manual
padahal punya mesin penghancur serba guna.
Satu jam sudah
berlalu sejak itu tapi crepe bagian bawah masih sedikit hangat. Dasar tabiatnya
manusia memang ngga sabaran, kami nekat saja mulai memberi krimnya. Ini bagian
yang paling membutuhkan kesabaran karena tiap lapis crepe diberi krim yang ada
pecahan (?) biskuitnya yang membuat krim susah untuk diratakan. Sempat ada
tragedi kekurangan krim juga karena kami memang mengurangi resep #deritamahasiswa.
Tapi kami berhasil melalui 25 lapis mille crepe.
Sudah jadi?
Belum! Mille crepe ini harus dimasukkan kulkas dulu sampai krimnya beku. Karena
berlapis-lapis, bakal susah memotong mille crepe yang berlapis dan licin ini.
Sengganya, mille crepe sudah jadi dan tingal nunggu aja :”) .
Setelah “benar-benar
jadi” kami potong mille crepe ala-ala kami. Begitu masuk ke mulut, langsung
terasa manisnya perjuangan bikin kue ini #alay. Ini kue yang harus disajikan
begitu keluar dari kulkas karena disitu letak kenikmatannya. Ini tips dari aku,
kalau dimakan pas kuenya bersuhu ruangan, rasanya bakal eneg!
Setelah
bikin sendiri, aku baru sadar kenapa kue ini satu dus berdiameter 20cm saja
bisa sampai setengah juta. Proses bikinnya bikin elus-elus dada :”) . Panjang
banget mulai dari bikin crepe-nya satu-satu, nunggu dingin crepe-nya, dilapisin
pake krim satu-satu, nunggu dingin lagi bukan sesuatu yang mudah.
Comments
Post a Comment