Tidak bisa dipungkiri kalau masa setelah SMA itu masa yang berat.
Kamu bakalan dituntut buat serba mandiri
dan bertanggungjawab dengan semua keputusanmu. Mau langsung kerja? Cuss aja! Jangan
hiraukan omongan kiri-kanan kamu. Ambil gap year tahun ini? Kenapa tidak?
Mungkin kamu bisa menemukan potensi kamu yang sebenarnya dalam setahun itu.
Atau mau kuliah langsung? Boleh aja, banyak kok yang seperti itu. Merasa tidak
cocok dengan kuliah yang sekarang, terus mau pindah? Hm…
Awalnya,
banyak yang berpikir kalau keputusan itu hanya masalah waktu dan aku salah satu orang yang berpikir
seperti itu. Yap, aku memutuskan pindah jurusan setelah melewati tahun pertama
kuliahku. Kuliah yang tadinya empat tahun, jadi lima tahun (kalau pas ya,
hehe). Dan sudah, semua akan terjadi seperti sewajarnya kuliah. Tapi, begitu
masuk semester genap dan kamu mulai mempersiapkan “kepindahan”mu, mulai banyak hal yang terpikirkan soal kehidupan
perkuliahanmu. Mulai dari masalah remeh-remeh yang jadi terlihat lebih
besar, sampai masalah yang benar-benar besar.
Yang pasti, kamu bakal jadi lebih tua daripada sebagian besar teman seangkatanmu.
Mungkin sebagian orang menganggapnya itu bukan masalah besar. Tapi, kalau dari
awal teman-teman seangkatanmu tahu kamu pernah kuliah sebelumnya, otomatis mereka
akan menganggap kamu sebagai senior. Mulai dari cara bicara sampai tingkah laku
teman-temanmu akan sedikit berbeda. Rasanya seperti ada jarak tersendiri saat
kalian berbicara. Bersiaplah untuk dipanggil kakak atau mas/mbak oleh teman seangkatanmu! Ini akan jadi masalah besar kalau kamu tidak pintar membaur dengan
yang lain.
Kamu juga akan dijadikan panutan dan orang yang diandalkan meskipun kamu sama dengan mereka.
Ini benar-benar hal yang tidak terduga waktu aku pindah jurusan! Di setiap ada tugas
berkelompok, teman-teman pasti melempar pertanyaan semacam, “Gimana menurut
kakak?” atau, “Enaknya gimana, kak?” Di kelas kamu seolah menjadi orang yang benar-benar
sudah berpengalaman padahal tidak sama sekali. Karena teman-temanmu maba,
mereka akan bertanya dari A-Z padamu. Hal itu akan jadi cambuk untuk belajar
lebih dari mereka.
Hal yang mungkin membuatmu merasa tidak enak adalah, kamu selalu dilihat!
Ini benar-benar hal yang membuatmu merasa tidak nyaman
dengan teman-temanmu dan bisa menjadi tembok pemisah dari mereka. Dari ujung
rambut sampai ujung kaki pasti akan jadi bahan pembicaraan teman-temanmu.
Obrolan seperti cara makanmu yang rapi sekali atau kamu yang ketahuan bolos
kelas #eh akan menjadi makanan
sehari-harimu. Dalam seminggu, bisa saja seangkatan sudah tahu nama dan
wajahmu.
Rasanya aneh ospek lagi dan bertemu senior satu tingkat di atasmu.
Sudah jadi hukum tidak tertulis kalau kewajiban maba adalah ospek dan
karena sudah pernah membuat “barang kerajinan” ospek, bisa kebayang bagaimana
repotnya membuat itu semua lagi. Belum lagi bayang-bayang hukuman dan “bentakan”
dari senior yang sebenarnya itu teman-teman sebaya kamu. Rasanya jadi malas
buat datang pagi-pagi hanya untuk melakukan hal yang sudah pernah kamu lakukan.
Uang kuliah satu tahun hangus dan mungkin ini membuat kamu nangis gulung-gulung!
Yap! Masalah paling besar tentu di uang. Kamu harus
siap-siap keluar uang lagi untuk biaya pendaftaran dan semacamnya. Belum lagi
membeli perlengkapan bertarung kamu sebagai maba, buku-buku, dan uang ekstra
karena kamu harus membayar uang kuliah setahun lagi. Yang perlu diingat adalah,
persiapkan uangnya secepat mungkin! Karena tidak dipungkiri kalau kepindahanmu
jadi beban tersendiri buat keluarga kamu. Kerja atau cari beasiswa adalah cara
kamu untuk meringankan beban orang tua kamu. Glints bisa jadi jawabannya lho!
Di situ kamu bisa mencari kesempatan utnuk magang atau cari beasiswa.
Yang terakhir, dari lubuk hatimu yang terdalam, kamu akan merasa bersalah.
Bahkan
sebelum kamu memutuskan untuk pindah kamu sudah kebingungan untuk bertahan di
kubungan lumpur atau pindah ke tempat yang sepertinya juga kubangan lumpur.
Pada akhirnya, keputusan kamu untuk pindah atau tidak membuat kuliah kamu
semakin berantakkan. Satu hal yang selalu harus kamu ingat adalah, yang mana
saja sama saja! Kamu mau bertahan atau pindah, tidak ada yang salah kalau kamu
bisa mempertanggung jawabkannya. Jadikan apapun pilihanmu sebagai jalan menuju
kesuksesanmu!
credit picture: tumblr

Comments
Post a Comment